Senin, 05 September 2016

Tingkatkan Daya Ledak Otot Lengan dengan Latihan Pliometrik Pada Olahraga Bulutangkis

Artikel ditulis oleh:




Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati oleh semua kalangan. Pola permainan bulutangkis tidak hanya mengarah pada segi keterampilan dan kematangan teknik para pemainnya saja, tapi juga pada pola permainan yang cepat dan mengandalkan kelincahan. Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Melatih kelincahan pada olahraga bulutangkis dapat dilakukan dengan latihan daya ledak.

Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu hambatan dengankekuatan dan  kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan tinggi atau tendangan jauh (Harre, 1982:16).

Latihan Pliometrik
Latihan pliometrik merupakan suatu metode untuk meningkatkan daya ledak (power). Latihan daya ledak yang adequat merupakan  latihan daya ledak otot lengan yang berkontribusi terhadap pukulan smash permainan bulutangkis (Komi, 1992). Pada latihan pliometrik terdapat ciri khusus, yaitu adanya kontraksi otot yang sangat kuat sehingga terjadi respon dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat.
Medicine ball dan Clapping push up merupakan bentuk dari latihan pliometrik. Perbedaan dari kedua latihan ini, jika pada latihan medicine ball menggunakan alat semacam bola untuk meningkatkan power dan kekuatan otot lengan, sedangkan latihan Clapping  push up menggunakan beban tubuh sendiri untuk meningkatkan kekuatan otot-otot lengan (Chu, 1996). Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai latihan medicine ball dan clapping push up.
Latiham pliometrik medicine ball


Medicine Ball pada Olahraga Bulutangkis
    Latihan medicine ball dalam olahraga bulutangkis khususnya passing atas merupakan suatu bentuk latihan yang terdiri dari rangkaian gerakan melempar bola medicine yang dimulai dari belakang kepala ke atas dan badan tegak, kedua tangan memegang bola di belakang kepala dengan gerakan cepat bola dilemparkan ke depan.
Medicine ball dapat mengembangkan otot-otot lengan untuk mendapat rangsangan yang sama berupa berat bola medicine 2 kg. Bentuk latihan ini merangsang berbagai perubahan pada otot dan meningkatkan kemampuan kelompok otot agar dapat merespon dengan cepat dan kuat (Ishak, 2012).
Latihan pliometrik clapping push up

 Clapping push up pada Olahraga Bulutangkis   
     Clapping push up adalah salah satu bentuk latihan beban yang dilakukan dengan pembebanan berat  badan dengan penambahan gerakan tepukan kedua telapak tangan ketika gerakan melayang atau melompat.  Latihan push up digunakan untuk mengembangkan otot-otot pergelangan tangan dan tangan, otot-otot siku (tricep brachii dan anconeus), otot-otot shoulder (anterior deltoid) dan otot-otot dada (pectoralis mayor dan minor) (Hermawan, 1995: 37).
Selama ini latihan clapping push up dijadikan dasar latihan untuk meningkatkan daya ledak otot lengan remaja pada permainan bulutangkis. Sebagian ahli berpendapat bahwa latihan clapping push up menimbulkan efek negatif seperti terjadinya kerusakan epiphysis, pertumbuhan tulang dan tulang panjang (Avery, dkk).

Latihan pliometrik medicine ball dan clapping push up dapat meningkatkan daya ledak otot lengan pada  bulutangkis. Kedua latihan pliometrik ini sama-sama mempengaruhi perubahan atau peningkatan pada  daya ledak, tetapi kedua model latihan tersebut memiliki pengaruh yang berbeda. Latihan medicine ball lebih meningkatkan daya ledak otot lengan pada olahraga bulutangkis dan berimplikasi pada kecepatan gerakan yang lebih tinggi serta lebih cepat daripada clapping push up.

Aplikasi daya ledak otot lengan pada olahraga bulutangkis





Sumber Referensi:
Alhusin, S., 2007. Gemar bermain bulutangkis, Surakarta: CV Seti-Aji
Astrand, P.D.,Rodahl, K, 1986. Textbook of work physiological basic of exercise. New York: Mc.Graw Hill Brooks Company
Chu D. A., 1992. Jumping into plyometrics, chamign, Illionis: Leisure Press. Pp. 1, 20,90.
Harre. 1982. Teknik Pemanduan Bakat Olahraga. Direktorat Jenderal Olahraga.
Ishak, M, 2011. ‘Pengaruh latihan medicine ball terhadap kemampuan pukulan lob dalam permainan bulutangkis’. Jurnal, Nomor 1 Tahun 4, Februari 2012.
Komi P. V., 1992. Strength and power in sport, The Encyclopedia of Sport Medicine an IOC Medical Commission Publication in collaboration with the International Federation of Sport Medicine, London: Blackwell Scientific Publications.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar