Rabu, 31 Agustus 2016

Melestarikan Gajah Sumatera


Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) merupakan sub spesies dari gajah Asia. Bedanya, Gajah Sumatera hanya bisa ditemukan di Sumatera, dan ukuran tubuhnya relatif lebih kecil daripada sub spesies gajah lainnya yang tersebar di dunia. Gajah termasuk hewan paling cerdas di dunia, volume otaknya yang besar mampu mengingat hal hingga bertahun-tahun, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Gajah Sumatera merupakan spesies mamalia terbesar di Indonesia. Beratnya ada yang mencapai 6 ton, dan tingginya mencapai 3,5 meter. Hewan bertubuh besar ini memiliki populasi kecil dan jumlahnya semakin menurun setiap tahunnya.  Jika dibiarkan, populasi Gajah Sumatera terancam punah dan akan mengancam keanekaragaman hayati di Indonesia.







Pada tahun 2000, survei menunjukkan bahwa spesies Gajah Sumatera berjumlah sekitar 2000-2700 ekor. Sedikitnya jumlah populasi ini sebagian besar merupakan ulah tangan tak bertanggung jawab. Sebanyak 65% populasi Gajah Sumatera lenyap akibat dibunuh manusia, dan 30% kemungkinan dibunuh dengan cara diracuni oleh manusia. Sekitar 83% habitat Gajah Sumatera telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang agresif. Menurut berita terbaru, FKGI (Forum Konservasi Gajah Indonesia) memperkirakan jumlah gajah tersisa 1800 ekor.

Melakukan rehabilitasi dan penangkaran merupakan salah satu cara mempertahankan populasi Gajah Sumatera

Kematian gajah akibat campur tangan manusia merupakan imbas dari adanya konflik antara manusia dengan gajah. Hal tersebut dipicu oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Menyempitnya habitat gajah
Habitat gajah semakin tahun semakin sempit, dikarenakan deforestasi hutan tidak terkendali lajunya. Penyebabnya adalah :
- Pembangunan pemukiman penduduk
- Sistem peladangan
- Penebangan pohon untuk pabrik kertas
- Illegal logging merupakan penyumbang terbesar penyempitan habitat gajah.
Akibatnya gajah mulai mengunjungi pemukiman penduduk dan kebun warga, hal tersebut membuat warga marah dan mulai memburu gajah.



2. Kepentingan komersial
Gading gajah dipercaya memiliki khasiat pengobatan yang sangat baik. Kepercayaan inilah yang menjadi alasan banyaknya warga yang dengan sengaja meracuni gajah untuk diambil gadingnya. Ditemukannya bangkai 3 individu gajah di Aceh pada tanggal 6-7 September 2014 lalu menambah catatan kasus kematian Gajah Sumatera.
Sedikitnya 90 individu Gajah Sumatera mati di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau dan Lampung, antara tahun 2012-2014. Dari semua kasus kematian gajah di periode tersebut, belum ada satu kasus yang berhasil dibawa ke pengadilan.





Kemerosotan populasi gajah harus segera diatasi secepat mungkin, karena keberadaannya mencerminkan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Adapun beberapa hal yang dapat diupayakan untuk mempertahankan populasi gajah yaitu :
1. Memperluas dan melakukan rehabilitasi hutan guna memperluas habitat alami gajah.
2. Memperbaiki kebijakan pemerintah agar industrialisasi tidak dilakukan di lahan hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati.
3. Memperbaiki tata ruang hutan suaka marga satwa agar sesuai dengan habitat gajah
4. Memperketat pengamanan terhadap wilayah hutan.
5. Menghukum dengan tegas terhadap perilaku illegal logging dan pemburu gajah.
6. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan agar tidak mengusik habitat gajah.

Bagi Anda yang terketuk hatinya untuk ikut berpartisipasi dalam upaya rehabilitasi populasi Gajah Sumatera, Anda dapat menyumbangkan uang maupun tenaga kepada WWF atau organisasi penyelamat fauna lainnya. Untuk bergabung dengan WWF, Anda bisa berpartisipasi melalui berbagai macam cara yang ditawarkan WWF. Informasi tersebut dapat Anda lihat di situs resmi WWF atau situs resmi savesumatera.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar